Alasan Tuhan Menciptakanmu
Aku terbangun di hari kedua. Pukul lima pagi. Aku berhasil menepati janjiku kemarin — bangun lebih awal pagi ini. Ucapan terima kasih aku serukan kepada suara notifikasi pesan masuk dari gawaiku yang berbunyi tiga kali — oleh sebabnya aku terbangun. Suara itu dalam sekejap menarikku kasar dari alam mimpi yang sedang kunikmati bersama dua wanita cantik berwajah rata. Aku membuka mata. Berat. Kelopak mataku serasa menyatu. Aku memandang pesan masuk yang muncul di layar gawai. “Hari ini kau tidak perlu berangkat kerja.” Pesan dari salah satu rekan kerjaku. Aku mengetik pesan balasan, mengirimkan. “Kenapa?” Aku menanyakan seolah peduli. Nyatanya tidak. Aku tidak peduli. Aku justru senang tidak masuk kerja. Lagi pula uang akan tetap masuk ke rekeningku. Satu menit kemudian ia membalas, “Kantor tutup hari ini.” Tubuhku bangkit. Terduduk di atas kasur. Sialan! Kantor tutup hari ini? Itu tandanya aku tidak jadi mendapat uang. Aku melempar gawaiku hingga tersungkur ke arah pint